Kabarnews.co, Samarinda – Suasana malam Minggu di Jalan Bung Tomo, Samarinda, kembali memanas. Bukan karena kemacetan atau kecelakaan, melainkan aksi balap liar yang semakin menjadi-jadi. Jenuh dengan kondisi itu, warga Sungai Keledang akhirnya turun tangan. Bersama polisi, mereka memblokir jalan demi mengusir para pembalap tak resmi yang dianggap meresahkan.
Aksi ini bukan pertama kali dilakukan. Namun kali ini, warga mengaku tak bisa lagi diam melihat jalanan yang seharusnya menjadi fasilitas umum berubah jadi sirkuit dadakan. Apalagi, waktu kejadian selalu dini hari, saat seharusnya lingkungan tenang dan aman. Karena itu, Minggu dini hari (6/7/2025), warga memutuskan bekerja sama dengan polisi lalu lintas Polsek Seberang untuk melakukan aksi blokade.
Saat aparat dan warga menghadang, suasana pun berubah. Para pembalap liar bersama penonton berhamburan, sebagian besar kabur menghindari kejaran. Tapi rupanya strategi mereka sudah terencana. Ketika Jalan Bung Tomo tak lagi aman, mereka berpindah ke Jalan KH Harun Nafsi, lalu balik lagi ke Bung Tomo saat titik lain juga dibubarkan.
“Mereka (pelaku balap liar) memang kucing-kucingan dengan petugas. Kalau di Jalan Bung Tomo dibubarkan, mereka pindah ke jalan lain. Dan kembali lagi ke Jalan Bung Tomo kalau di tempat lain juga dibubarkan,” kata Ketua RT 3 Kelurahan Sungai Keledang, Hatta Mustafa Arifin, menjelaskan pola yang kerap terjadi.
Keresahan warga bukan tanpa alasan. Selain bising dan mengganggu ketenangan malam, aksi balap liar ini juga membahayakan pengguna jalan lain yang melintas. Risiko kecelakaan sangat besar, terutama karena kecepatan motor yang luar biasa tinggi.
Sebagai langkah preventif, warga berharap ada pengawasan rutin di titik-titik rawan. Hatta mengusulkan penempatan patroli atau pos pengamanan di satu lokasi yang kerap jadi “garis start” para pembalap.
“Seperti di depan Perumahan Keledang Mas itu, karena di situ adalah titik start balap liar,” tandas Hatta.
Kini warga menanti langkah nyata dari pihak berwenang. Harapan mereka sederhana—jalan yang aman dan tenang tanpa dentuman knalpot dan aksi berbahaya. Aksi warga memblokir jalan ini adalah sinyal bahwa masyarakat tak lagi mau hanya jadi penonton di tengah gangguan yang terus berulang.
Kalau tidak segera ada solusi, bukan tidak mungkin aksi warga akan terus berlanjut. Mereka hanya ingin istirahat malam tak lagi diganggu oleh suara raungan mesin dan ancaman kecelakaan di depan rumah sendiri. (*)
Sumber : sapos.co.id
Editor : Rachaddian