Kabarnews.co, TENGGARONG – Tidak banyak yang tahu, bahwa di balik semangat membangun sektor strategis seperti pariwisata dan pertanian di Kukar, masih terselip kisah miris tentang nasib lulusan sarjana yang berstatus sebagai tenaga harian lepas (THL).
Dalam sebuah forum penting, Penyusunan RTKD Kukar 2025–2029, Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, menyampaikan fakta yang membuat banyak peserta terdiam. Ia menyebut bahwa masih ada sarjana lulusan universitas ternama seperti UGM, Unair, hingga Udayana, yang hanya menerima upah Rp13 ribu per hari, atau sekitar Rp550 ribu sebulan.
Angka itu jauh dari kata layak, apalagi untuk lulusan perguruan tinggi dengan kompetensi khusus. Cerita ini menjadi sorotan karena menggambarkan jurang lebar antara kualitas SDM dan realitas penghargaannya di lapangan.
Sunggono menyampaikan bahwa situasi ini bukan semata-mata persoalan gaji rendah, tetapi lebih dalam: soal perencanaan tenaga kerja yang tidak tepat sasaran. Ia mencontohkan bahwa meskipun sektor pariwisata menjadi prioritas pembangunan Kukar, tidak ada lulusan sarjana pariwisata yang bekerja di Dinas Pariwisata.
“Ini kan paradoks,” ucapnya. Kalimat singkat yang mengandung ironi.
Dari sinilah urgensi penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah (RTKD) menjadi sangat penting. RTKD diharapkan menjadi peta jalan pembangunan SDM Kukar yang tidak hanya relevan, tetapi juga adil dalam penyerapan tenaga kerja.
“Kalau kita tidak menyelaraskan arah pembangunan dan kebutuhan tenaga kerja, maka kita akan terus-menerus tertinggal. Investasi SDM bukan untuk dilihat hasilnya sekarang, tapi 5–10 tahun ke depan,” tambah Sunggono.
Kegiatan penyusunan RTKD ini menjadi forum refleksi sekaligus perencanaan strategis. Dihadiri para akademisi, tokoh pemuda, pejabat daerah, hingga perwakilan dari Kemenaker RI, forum ini membahas arah kebijakan tenaga kerja Kukar yang lebih terukur dan terarah.
Kini, harapan besar digantungkan pada dokumen RTKD 2025–2029. Pemerintah ditantang untuk merumuskan kebijakan yang tidak hanya adaptif terhadap zaman, tetapi juga berpihak pada mereka yang selama ini terpinggirkan dalam sistem birokrasi ketenagakerjaan, seperti para sarjana THL yang digaji tak lebih dari upah buruh harian.
Dengan pembenahan serius, Kukar punya potensi besar untuk membalikkan situasi ini dan menjadikan daerahnya sebagai pionir pembangunan SDM berkualitas di Kalimantan Timur. (Adv/DiskominfoKukar)