Kabarnews.co, TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam membangun semangat kebersamaan dan partisipasi warga melalui Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) 2025, yang rencananya digelar pada bulan Mei mendatang.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, BBGRM 2025 akan mengedepankan pendekatan partisipatif, di mana masyarakat menjadi subjek utama dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Kecamatan Kota Bangun didaulat sebagai tuan rumah dan siap menjadi model pelibatan aktif warga dalam pembangunan sosial berbasis gotong royong.
“Pemerintah daerah hanya akan bertindak sebagai fasilitator, sementara masyarakat menjadi pelaku utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Kami ingin BBGRM ini menjadi milik masyarakat, bukan hanya sebuah program yang datang dan pergi,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, pada Senin (28/04).
Pelaksanaan BBGRM kali ini akan melibatkan seluruh kecamatan di Kukar dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti kerja bakti massal, penghijauan, perbaikan sarana umum, pelatihan keterampilan, dan pameran produk lokal. Tujuannya bukan sekadar membangun fisik, tetapi juga menumbuhkan kembali kesadaran kolektif akan pentingnya solidaritas sosial.
Menurut Arianto, keberhasilan BBGRM sangat bergantung pada sejauh mana masyarakat merasa memiliki program ini. Oleh sebab itu, desa dan kelurahan telah diminta menyusun rencana kegiatan dengan melibatkan kelompok masyarakat secara langsung, termasuk pemuda, perempuan, dan tokoh adat.
“BBGRM harus bisa menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Kita ingin budaya gotong royong ini tetap ada, bukan hanya saat acara besar seperti ini, tapi juga di tingkat keluarga dan lingkungan,” tambahnya.
DPMD Kukar juga mendorong pemanfaatan anggaran minimal 15 persen dari dana RT sebesar Rp50 juta untuk mendukung kegiatan gotong royong selama dan setelah BBGRM berlangsung. Harapannya, praktik kolaborasi sosial ini dapat berkelanjutan dan tidak berhenti pada acara seremonial tahunan.
Pihak pemerintah daerah menganggap BBGRM sebagai ruang aktualisasi nilai-nilai lokal yang memperkuat ketahanan sosial masyarakat. Dengan melibatkan warga secara aktif, diharapkan pembangunan di Kukar tidak hanya bersifat top-down, tetapi berakar kuat dari kesadaran dan inisiatif masyarakat itu sendiri.
Dengan pendekatan ini, Kukar berupaya membangun desa dan kelurahan yang lebih mandiri, inklusif, dan berdaya saing, dimulai dari hal paling mendasar: semangat untuk bekerja sama demi kemajuan bersama.
(Adv/DPMD/Kukar)
*Sudah direvisi






