Kabarnews.co, Jakarta – Kerusuhan yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia ternyata juga menarik perhatian media asing. Penjarahan rumah pejabat publik seperti Ahmad Sahroni dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi sorotan, begitu pula keputusan TikTok menangguhkan fitur live di Indonesia.
The Strait Times dari Singapura melaporkan bahwa kediaman Sri Mulyani di Bintaro, Tangerang Selatan, menjadi target massa pada Minggu (31/8/2025) dini hari.
Dalam laporannya, media itu menulis bagaimana massa menerobos masuk dan menghancurkan barang-barang berharga mulai dari elektronik, lukisan, hingga furnitur. Peristiwa ini dikaitkan dengan meningkatnya kemarahan publik atas pernyataan kontroversial Sri Mulyani yang dianggap menyamakan pajak dengan zakat, ditambah viralnya video deepfake yang memperburuk citranya.
Tak hanya Sri Mulyani, rumah anggota DPR Ahmad Sahroni juga menjadi sasaran. Media asing menggambarkan Sahroni sebagai sosok yang kerap memamerkan koleksi mobil mewahnya. Pernyataannya yang menyebut orang-orang yang menuntut pembubaran DPR sebagai “paling tolol di dunia” kembali disorot. CNN menilai ucapannya tidak sensitif, apalagi di tengah keresahan publik mengenai tunjangan besar anggota DPR.
Di sisi lain, media internasional juga memberi perhatian pada keputusan TikTok menghentikan layanan live streaming di Indonesia. Al-Jazeera menulis bahwa ByteDance mengambil langkah sukarela ini untuk mencegah penyalahgunaan aplikasi di tengah meningkatnya aksi protes.
“Sebagai bagian dari langkah ini, kami secara sukarela menangguhkan fitur TikTok Live selama beberapa hari ke depan di Indonesia,” tulis pernyataan ByteDance yang dikutip media Qatar tersebut.
Penangguhan fitur ini langsung menimbulkan keluhan luas dari para pengguna Indonesia. Dengan lebih dari 100 juta pengguna, Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar TikTok. Banyak pengguna yang sebelumnya memanfaatkan fitur live untuk menyiarkan langsung jalannya demonstrasi, termasuk bentrokan dengan aparat yang menggunakan gas air mata dan meriam air.
Pemberitaan media asing ini menegaskan bahwa apa yang terjadi di Indonesia bukan hanya perhatian dalam negeri, tetapi juga menjadi isu global. Dari rumah pejabat yang dijarah hingga kebijakan perusahaan teknologi dunia, situasi ini menunjukkan besarnya dampak gelombang protes yang sedang berlangsung. (*)
***
Sumber : kompas.tv
Editor : Rachaddian (dion)