Pasien RSUD AWS Ditemukan Gantung Diri, Keluarga Sebut Alami Depresi Akibat Penyakit

No comments
Foto : Gedung RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda.

Kabarnews.co, Samarinda – Suasana duka menyelimuti RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, setelah seorang pasien bernama US ditemukan dalam kondisi tergantung di ruang perawatan Asoka nomor 2002 pada Minggu sore (6/7/2025). Pria yang berasal dari Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, ini tengah menjalani perawatan atas penyakit kronis yang dideritanya.

Kejadian mengejutkan ini diketahui sekitar pukul 17.46 WITA saat petugas melakukan pengecekan rutin. Ipda Eko Harianto dari Polsek Samarinda Ulu mengatakan bahwa saksi mata pertama menemukan US tergantung pada ventilasi kamar.

Tak lama setelah itu, pihak rumah sakit menghubungi keluarga korban. Anak dari US, yang datang langsung ke lokasi, menyampaikan bahwa sang ayah telah lama menderita gagal ginjal dan komplikasi lainnya. Kondisi tersebut, menurutnya, membuat ayahnya kerap merasa terpuruk.

Menurut keterangan saksi anak korban, korban mempunyai riwayat penyakit gagal ginjal, komplikasi, dan sering depresi dengan penyakitnya,” terang Ipda Eko.

Sebelum kejadian, US sempat beberapa kali mengutarakan keinginannya untuk mengakhiri hidup karena tak kuat menahan sakit dan merasa menjadi beban keluarga. Hal itu juga dibenarkan oleh anaknya.

Almarhum juga pernah bercerita bahwa ingin mengakhiri hidupnya karena sudah tidak tahan dengan sakitnya, juga membebani keluarga anak-anaknya,” lanjut Eko.

Kasus ini kini dalam penyelidikan aparat, sementara jenazah korban menunggu proses visum untuk memastikan penyebab kematiannya.

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, yang turut dimintai keterangan, mengaku telah menerima laporan awal dari pihak RSUD AWS.

Pasien yang sedang dirawat tentu menjadi tanggung jawab rumah sakit ya. Kemudian kemarin juga dilaporkan oleh Plt direktur kepada saya. Memang pasien ini kan mengalami, mungkin didiagnosa sebagai penderita kanker,” kata Jaya.

Ia juga menjelaskan bahwa pasien kanker rentan mengalami gangguan emosional, apalagi pengobatan yang dijalani cukup berat.

Kalau kita lihat teori-teori mereka yang mengalami kanker, memang punya resiko-resiko merasa putus asa, tidak bahagia. Karena pengobatannya juga susah, ada obat-obat kanker yang bisa menyebabkan rontok rambut, akhirnya suasana perasaan mungkin merasa sedih,” ujarnya.

Jaya menegaskan bahwa kemungkinan lain masih terbuka dan akan menunggu hasil resmi dari visum. Ia juga menyebut belum mendapat informasi lengkap mengenai situasi di ruang perawatan saat kejadian.

Kalau di perawatan pasti ada penjaga dan CCTV-nya. Saya belum mendapat laporan apakah dia sendiri atau bagaimana,” tuturnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental pasien dengan penyakit kronis, terutama mereka yang menjalani perawatan intensif. (*)


Sumber : kutairaya.com

Editor : Rachaddian

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar