Solusi Dua Negara Jadi Harapan Akhiri Konflik Israel-Palestina, DPR: Jangan Hanya Retorika!

No comments
Foto : Anggota Komisi I DPR RI Rizki Aulia Rahman Natakusumah.
Foto : Anggota Komisi I DPR RI Rizki Aulia Rahman Natakusumah.

Kabarnews.co, Jakarta – Konflik panjang Israel–Palestina terus menuai kecaman dari berbagai pihak. Anggota Komisi I DPR RI Rizki Aulia Rahman Natakusumah menegaskan bahwa dunia internasional harus bersatu mendorong implementasi Two-State Solution agar tragedi kemanusiaan di Gaza segera dihentikan.

“Kita melihat saat ini dunia baik itu negara Islam, negara Timur Tengah, bahkan negara-negara Barat seperti Amerika mulai mengakui bahwa tindakan Israel adalah bentuk kejahatan yang sangat keji dan layak dibawa ke ranah hukum internasional,” kata Rizki dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Kompleks Parlemen, Kamis (12/6/2025).

Politisi Demokrat itu juga mengungkapkan data mengejutkan: lebih dari 55.000 korban jiwa dan jutaan pengungsi akibat agresi Israel sejak Oktober 2023. Ia menilai tindakan tersebut bukan sekadar pelanggaran HAM, melainkan pembunuhan massal yang sistematis.

“Bayangkan, ada yang dipaksa mengungsi ke Yordania, ada yang dipindahkan tanpa arah yang jelas. Ini bukan hanya tragedi kemanusiaan, tapi juga pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia,” tegasnya.

Rizki mengapresiasi langkah Prancis dan Arab Saudi dalam mendorong konferensi internasional yang membahas masa depan Palestina. Menurutnya, dua negara ini merepresentasikan kekuatan politik dari dua kutub dunia, dan kolaborasi semacam itu berpotensi menekan Israel secara global.

“Prancis sebagai representasi Barat dan Arab Saudi sebagai wakil dunia Islam membentuk simbol kuat dari semangat Two-State Solution, ini adalah momentum penting yang harus kita dukung,” ujarnya.

Namun ia mengingatkan, semangat konferensi tersebut jangan sampai kehilangan arah. Rizki menyoroti adanya perubahan narasi dari tujuan awal yang semula ingin mendorong pengakuan atas negara Palestina menjadi sekadar membawa ‘semangat’ Two-State Solution.

“Awalnya konferensi ini hendak secara eksplisit merekomendasikan pengakuan atas kedaulatan Palestina sebagai negara. Tapi kini narasinya bergeser menjadi sekadar membawa semangat menuju ke sana. Ini adalah bentuk kompromi diplomatik yang harus kita waspadai,” jelas Rizki.

Ia berharap konferensi yang digelar benar-benar melahirkan solusi konkret. Salah satu yang disoroti adalah demiliterisasi di Gaza, akses kemanusiaan yang bebas, dan penghentian blokade yang selama ini menyulitkan distribusi bantuan bagi warga Palestina.

“Nah ini yang harus bisa dibuka dan diberikan solusi dari konferensi ini saya harap bukan hanya semangat retorika nanti yang diberikan di dalam konferensi tersebut tapi sudah masuk ke nilai-nilai praktis permasalahan-permasalahan praktis yang harus bisa diberikan solusi untuk mencapai two state solution itu kurang lebih begitu,” pungkasnya.

Diskusi tersebut juga menghadirkan Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera, Guru Besar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana, serta dimoderatori oleh Erwin Siregar dari Koordinatoriat Wartawan Parlemen. (*)


Sumber : emedia.dpr.go.id

Penulis : Rachaddian

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar