Kabarnews.co, Tenggarong – Di Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terdapat sekelompok petani garam yang tergabung dalam Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR). Mereka memanfaatkan teknologi rumah garam tunnel untuk meningkatkan hasil panen.
Ketua KUGAR Kersik 2, Sigit Sarlan, menjelaskan bahwa saat ini kelompoknya memiliki tujuh rumah garam tunnel yang terbuat dari plastik dan pipa dengan luas 15×4 meter per unit. Rumah garam ini mampu menghasilkan 600-700 kilogram garam krosok per sekali panen.
“Jumlah panen bisa ditingkatkan hingga 1 ton lebih dengan memperpanjang masa waktu pengolahan,” ujarnya.
Kelompok usaha tersebut sangat bergantung pada cuaca dalam hal panen. Musim hujan dapat memperlambat proses panen, sedangkan musim kemarau memungkinkan panen lebih cepat.
“Jika cuaca cerah tanpa hujan selama satu bulan, garam bisa siap panen dalam 30-40 hari,” terang Sigit.
Berdasarkan informasi, Garam krosok hasil panen KUGAR Kersik 2 saat ini masih dijual eceran kepada warga sekitar untuk membuat ikan asin atau pupuk organik. Harganya berkisar antara Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram.
Selain itu, Ia berharap KUGAR Kersik 2 dapat menjadi contoh bagi kelompok petani garam lain di Kalimantan Timur. Dirinya menginginkan agar Desa Kersik menjadi desa pertama yang konsisten memproduksi garam dan membantu Kalimantan Timur mencapai kemandirian produksi garam.
Penulis : Bayu Andalas Putra