Kutai Kartanegara – Wakil Ketua DPRD Kutai Kartanegara, Didiek Agung, turut menanggapi tuduhan kecurangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang diarahkan pada beberapa partai politik termasuk PDI Perjuangan.
Politikus PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa kesalahan penulisan C1 bukan hanya dialami oleh satu partai, melainkan juga terjadi pada beberapa partai lainnya.
Dalam pernyataannya, Didiek mengaku jika kesalahan tersebut bisa saja terjadi karena faktor human error atau kesalahan teknis dalam proses administrasi.
“Kepercayaan masyarakat itu penting, tidak mungkin partai yang sudah puluhan tahun berbuat untuk masyarakat berbuat curang. Kesalahan karena human eror, harus kita pahami juga bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan, faktor apa saja yang membuat adanya kemungkinan kesalahan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa penting bagi semua pihak untuk menunggu hasil akhirnya, yang nantinya akan diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Penyelenggara Pemilu dan semua partai akan bertanggung jawab untuk mengkoreksi segala kesalahan yang terjadi agar hasilnya benar-benar sesuai dengan suara rakyat,” katanya.
“Intinya, bukan berarti data yang salah tidak akan dikoreksi atau dibiarkan saja, semua pihak bisa mengkoreksi agar hasilnya benar-benar sesuai dengan pilihan rakyat,” tambah Didiek.
Pada kesempatan itu, ia juga menuturkan bahwa PDI Perjuangan telah melakukan berbagai pembenahan internal dan menyaring kader-kader yang memahami ideologi dan prinsip partai.
“Saat ini, PDI Perjuangan terus berjuang untuk menghimpun dukungan dari masyarakat. Sudah menjadi keyakinan bersama bahwa partai ini, sejak berdiri, tidak pernah berbuat curang,” bebernya.
Ia menambahkan bahwa dalam era Pemilu 2024 yang terbuka ini, semua elemen masyarakat dapat mengawal hasil Pemilu secara bersama-sama.
“PDI Perjuangan adalah partai yang telah lama berdiri dan berjuang untuk masyarakat, jadi kita tidak akan melanggar amanah rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Kutai Kartanegara, Junaidi merasa bahwa tuduhan yang ditujukan ini benar-benar tidak mendasar dan tendensius.
Salah satunya tentang kesalahan jumlah total suara dalam kertas C1. Padahal lanjut dia, kesalahan ini bukanlah keinginan dari PDI Perjuangan.
“Tidak ada pernah kami menginginkan apalagi meminta untuk mengubah data C1. Perlu diketahui bersama, dan jangan menyesatkan publik, bahwa data C1 yang keliru, akan diverifikasi bersama oleh seluruh pihak terkait saat rapat pleno di tiap tingkatan,” terangnya.
Namun, Junaidi tidak menyalahkan siapa pun, dengan alasan bahwa dari ribuan bahkan jutaan kertas suara yang dihitung, jika ada kesalahan satu lembar saja. Menurutnya, pelaksana dan pengawas Pemilu pastinya akan mengkoreksi data tersebut.
Dia memberikan contoh, seperti halnya di TPS 01 di Desa ABC, ada 3 lembar C1 yang keliru, hasil tersebut pasti akan dikoreksi saat rapat pleno. Maka itu, tidak mungkin bisa curang.
Contoh lainnya, terjadi di Kota Bangun, Desa Liang tepatnya di TPS 06, di situ ada jumlah suara Partai Golkar yang hanya 13, namun ada kesalahan dalam penjumlahan menjadi 42.
Kemudian di Tenggarong, Kelurahan Melayu, tepatnya di TPS 23, di sana, kata Junaidi, juga ada kesalahan penulisan jumlah suara Partai Demokrat.
“Bukan curang, itu kesalahan yang nantinya bisa dan akan diverikasi saat rapat pleno oleh semua pihak. Maka itu, ini bukan kesalahan dari PDI Perjuangan. Apalagi, seluruh pihak menyaksikan dan memverifikasi bersama data yang masuk,” jelasnya.
Meskipun terdapat temuan-temuan kesalahan yang terjadi dalam proses Pemilu 2024, dia tetap mengapresiasi dan mendukung langkah tersebut, menganggap bahwa di era Pemilu 2024 yang terbuka seperti ini, seluruh elemen masyarakat bisa mengawal hasil Pemilu secara bersama-sama.
“Situasi ini seharusnya menjadi hal yang baik untuk kemajuan demokrasi, kemajuan proses Pemilu 2024. Sayang sekali ada pihak yang menggiring opini dengan cara yang menurut saya sangat tendensius, bukannya ikut mencerdaskan masyarakat, malah memberi informasi yang kabur,” paparnya.