Kabarnews.co, Samarinda – Ketimpangan pembangunan infrastruktur antara pusat kota dan wilayah penyangga kembali menjadi sorotan. Kecamatan Palaran, yang terletak di pinggiran Kota Samarinda, disebut masih mengalami banyak persoalan mendasar yang belum tertangani secara menyeluruh.
Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda, Joha Fajal, mengungkapkan bahwa aspirasi masyarakat dari daerah Palaran terus mengemuka, terutama saat dirinya melakukan kegiatan reses. Mulai dari jalan rusak, kawasan rawan banjir, hingga minimnya fasilitas penerangan jalan, menjadi keluhan yang paling sering disampaikan.
“Setiap reses kami selalu menerima usulan soal banjir, jalan rusak, dan minimnya penerangan. Tapi apa daya, anggaran kita tidak bisa langsung menjawab semua kebutuhan itu,” kata Joha kepada media ini.
Ia menilai bahwa kondisi infrastruktur Palaran berbeda jauh dibandingkan kawasan pusat Samarinda. Bahkan, tak sedikit jalan lingkungan di sana yang belum pernah tersentuh aspal, masih berupa tanah, dan menyulitkan aktivitas warga di musim hujan maupun kemarau.
Joha juga menyoroti pesatnya pembangunan perumahan baru di Palaran. Hal ini menciptakan gang-gang baru yang belum tercatat dalam sistem perencanaan kota dan belum tersentuh program pembangunan.
“Dulu saat awal saya menjabat, jalan-jalan utama masih dalam tahap penyelesaian. Sekarang memang sudah banyak kemajuan, tapi gang-gang baru bermunculan, seperti di Jalan Adi Sucipto saja ada sekitar 20 gang baru,” ungkapnya.
Politisi Partai NasDem ini meminta Pemerintah Kota Samarinda agar lebih proaktif dalam menyikapi perkembangan wilayah Palaran. Menurutnya, pembangunan harus menyesuaikan dengan laju pertumbuhan kawasan, terutama di daerah yang mengalami ekspansi pemukiman.
“Kita tidak bisa lagi memandang Palaran sebagai daerah pinggiran biasa. Kalau tidak segera disiapkan infrastrukturnya, ketimpangan dengan wilayah lain akan makin nyata,” tegas Joha.
DPRD Samarinda, lanjutnya, akan terus mendorong agar anggaran pembangunan tidak hanya fokus pada pusat kota, melainkan menjangkau kawasan pinggiran yang selama ini masih tertinggal. Ia berharap Pemkot mampu menyusun kebijakan pembangunan yang lebih merata dan responsif terhadap dinamika wilayah.
Dengan semakin cepatnya pertumbuhan penduduk di Palaran, pembangunan infrastruktur harus menjadi prioritas. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan ketertinggalan ini akan semakin lebar dan berimbas pada kualitas hidup masyarakat setempat.