Jakarta – Luar biasa! Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar yang digelar pada Rabu (21/8) di JCC, Senayan, Jakarta, berhasil mengukir sejarah baru. Tentu saja, bukan karena terjadinya persaingan yang ketat.
Bahlil Lahadalia dengan gemilang “menang” dalam pemilihan Ketua Umum Golkar periode 2024-2029. Tapi, jangan salah paham dulu, “gemilang” di sini bukan karena dia harus berjuang keras menghadapi lawan-lawannya.
Oh tidak, justru sebaliknya. Bahlil terpilih secara aklamasi karena dia satu-satunya calon yang tersisa. Dia resmi menggantikan Airlangga Hartarto!
Sebelumnya, sempat ada Ridwan Hisjam yang mencoba peruntungan sebagai calon Ketua Umum. Namun sayangnya, Ridwan dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Jadi ya, bisa dibilang Bahlil bisa melenggang mulus tanpa hambatan. Demokrasi dalam Golkar, tampaknya, semakin sehat dan solid, karena siapa yang butuh lawan kalau bisa menang tanpa saingan, bukan?
Setelah dipastikan sebagai Ketua Umum, Bahlil diberi mandat besar untuk menjadi formatur tunggal, bertugas menyusun kepengurusan DPP Golkar untuk periode mendatang.
Tentu saja, ini bukan pekerjaan yang ringan, tapi tenang saja, Golkar pasti bisa diandalkan untuk menjalankan proses ini dengan lebih “transparan” dan “demokratis” seperti biasanya.
Dalam pidato perdananya, Bahlil pun sempat menyentil soal “Raja Jawa”. Para kader partai diperingatkan untuk tidak bermain-main dengan entitas misterius ini jika tidak ingin celaka.
Entahlah, apakah ini sekadar lelucon internal atau ada pesan tersirat yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang tertentu?
Yang jelas, Bahlil tampaknya tahu betul cara memancing rasa penasaran para kader dan publik.
Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu,” ujarnya, Rabu (21/8/2024).
Namun, yang paling mengesankan adalah komitmennya yang tidak memiliki kepentingan pribadi selama kepemimpinannya. Dia justru menegaskan, satu-satunya kepentingannya adalah membawa Golkar menjadi lebih baik di masa depan.
Bahlil juga siap mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Saya enggak punya kepentingan apa-apa pribadi, kepentingan saya ke depan adalah Golkar lebih baik dari sekarang. Karena itu pemerintahan Pak Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan dari pada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin,” tegasnya.
Jadi, dengan segala “kesuksesan” ini, Golkar pasti akan terus melangkah ke depan dengan penuh percaya diri. Bagaimana tidak? Dengan pemimpin baru yang terpilih tanpa hambatan dan visi sangat mulia, partai ini pasti akan menjadi kekuatan dominan di kancah politik Indonesia.
Mari kita tunggu dan lihat bagaimana Bahlil akan mengukir prestasi-prestasi gemilang lainnya dalam lima tahun ke depan. Tentu saja, semuanya dengan penuh kesuksesan dan tanpa halangan berarti, seperti biasanya.