Kabarnews.co, Samarinda – Pemprov Kalimantan Timur memperkuat kerja sama dengan Pemerintah Jerman melalui GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit), khususnya dalam pengelolaan ekosistem mangrove dan kawasan gambut.
Sekda Kaltim, Sri Wahyuni, menjelaskan bahwa kolaborasi ini juga mencakup pengembangan sawit berkelanjutan dan penerapan sertifikasi ISPO serta RSPO.
“Pada 3 Juli 2025 dijadwalkan GIZ bersama Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian LH Hanif Faisol Nurofiq bersama Gubernur Kaltim mengunjungi Desa Pela Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara melihat langsung Pesut Mahakam,” katanya saat menerima Konsul Kerja Sama Pembangunan Kedutaan Jerman, Oliver Hoppe.
Proyek yang dibahas dalam pertemuan itu merupakan bagian dari program GIZ-ProMangrovePeat, yang berfokus pada pelestarian lingkungan di Kaltim dan Kalimantan Utara.
Sri Wahyuni menegaskan bahwa kerja sama tetap berjalan meski pemerintahan di Kaltim telah berganti.
“Bahkan salah satu misi dari Pak Gubernur Kaltim, bagaimana membangun desa, karena daerah-daerah ekosistem yang konservasi ini kan ada di wilayah pedesaan,” ucapnya.
Ketika ditanya soal dampak pembangunan IKN, Sri mengatakan, “Kita sampaikan pembangunan IKN sangat berdampak sekali secara ekonomi bagi Provinsi Kaltim.”
Ia juga menyampaikan komitmen pemerintah daerah menjaga keseimbangan antara pembangunan dan perlindungan lingkungan.
“Kita sampaikan semua, termasuk Peraturan Gubernur yang membatasi eksploitasi di kawasan yang merupakan daerah yang bernilai konservasi karbon tinggi, dan nilai itu tidak boleh dibabat. Salah satu kebijakan tersebut mungkin belum ada di tempat lain,” ungkap Sri Wahyuni.
Melalui kerja sama internasional ini, Kaltim menegaskan langkah seriusnya dalam membangun daerah dengan tetap menjaga nilai-nilai konservasi lingkungan.