Mundur Demi Sekolah, Fathur Rachim Pilih Jalur Damai di Tengah Polemik

No comments
Foto : Fathur Rachim

Kabarnews.co, Samarinda – Kepala SMAN 10 Samarinda, Fathur Rachim, resmi dinonaktifkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim sejak 23 Juni 2025. Keputusan tersebut datang di tengah masa transisi pemindahan sekolah ke lokasi semula di Jalan HAM Rifaddin, sesuai putusan Mahkamah Agung.

Yang mengejutkan, pencopotan ini terjadi tanpa pemberitahuan sebelumnya. Fathur sendiri mengaku tidak menerima surat resmi.

“Saya diberhentikan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Bahkan keesokan harinya, empat wakil kepala sekolah yang selama ini membantu saya juga langsung diganti,” ujarnya.

Empat nama yang ikut dicopot yakni Mushadi Iksan, Sumirah, Khairul Basari, dan Juliani. Pergantian ini disebut-sebut berhubungan dengan dugaan ketidaksepahaman atas proses relokasi sekolah.

Fathur merasa prosedur pemberhentiannya janggal karena dilakukan oleh pelaksana tugas, bukan pejabat definitif.

“Saya heran. Katanya saya tidak kooperatif terhadap putusan MA. Tapi justru saya diberhentikan oleh seorang pelaksana tugas, bukan oleh pejabat struktural yang punya wewenang sesuai SK Gubernur. Secara hukum, banyak yang mempertanyakan legalitas langkah ini,” katanya.

Meski punya alasan untuk memperjuangkan posisinya, Fathur memilih mundur dengan tenang demi menjaga nama baik sekolah.

“Saya ingin situasi di sekolah tetap kondusif. Status ‘Garuda Transformasi’ yang disandang sekolah ini adalah hasil kerja keras bertahun-tahun. Saya tidak ingin reputasi itu rusak hanya karena masalah jabatan,” ucapnya.

Langkahnya ini dinilai banyak pihak sebagai bentuk kedewasaan dan tanggung jawab. Kini, SMAN 10 berada di bawah kepemimpinan baru dan proses relokasi terus berjalan menyambut tahun ajaran 2025/2026.

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar