Kabarnews.co, PENAJAM — Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Pertanian terus mendorong transisi menuju sistem pertanian organik. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Diterapkannya Peraturan Bupati (Perbup) tentang sistem budidaya pertanian organik menjadi pijakan awal perubahan besar ini. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian PPU, Gunawan, menegaskan bahwa sistem pertanian konvensional dengan ketergantungan tinggi pada pupuk kimia sudah tidak relevan di wilayah ini.
“Selain itu, ketergantungan petani terhadap pupuk kimia perlu dikurangi. Kami ingin secara bertahap membuka wawasan petani agar mereka lebih memahami manfaat pertanian organik,” ujarnya.
Gunawan menjelaskan bahwa kondisi tanah di PPU saat ini memprihatinkan, dengan pH rata-rata 4 dan bahkan ada yang mencapai 3,5, jauh di bawah standar optimal untuk pertumbuhan tanaman, khususnya padi, yang membutuhkan pH 6–7,5. Penggunaan pupuk organik diharapkan dapat memperbaiki kualitas tanah secara bertahap.
“Pupuk organik bisa berasal dari kotoran hewan, sisa-sisa panen, maupun pupuk hayati produksi pabrikan. Itu yang paling utama dalam perbaikan kualitas tanah,” jelasnya.
Selain itu, pendekatan budidaya tanaman sehat juga menekankan penggunaan pestisida alami, seperti daun mimba, sirsak, dan tembakau, serta penanaman tanaman refugia di pematang sawah untuk menarik predator alami hama.
Gunawan berharap dalam tiga tahun ke depan, PPU dapat beralih ke metode pertanian organik dengan jaminan mutu swadaya dari Lembaga Sertifikasi Organik (LSO), bahkan hingga tingkat nasional melalui sertifikasi Otoritas Kompetensi Pangan Organik (OKPO).
“Di tingkat nasional, harapannya kita bisa mendapatkan sertifikasi dari Otoritas Kompetensi Pangan Organik (OKPO),” ujarnya.
Meskipun tantangan besar masih ada, seperti membentuk lembaga jaminan sertifikasi swadaya, komitmen Dinas Pertanian PPU untuk mewujudkan pertanian organik terus digalakkan demi masa depan pertanian yang lebih berkelanjutan. (*)
Penulis : Rachaddian (dion)