Kolaborasi Kukar Perkuat Penurunan Stunting, Fokus pada Pencegahan Kasus Baru

No comments
Caption: Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, dalam Rapat Koordinasi Diseminasi Audit Kasus Stunting Semester II 2024, yang berlangsung di Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kukar, Tenggarong.

kabarnews.co, TENGGARONG – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil menorehkan pencapaian luar biasa dengan menurunkan angka stunting dari 27,1 persen pada 2022 menjadi 17,5 persen pada 2023. Meski begitu, ancaman kasus baru tetap menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

Dalam Rapat Koordinasi Diseminasi Audit Kasus Stunting Semester II 2024, Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, menegaskan perlunya langkah preventif yang terus diperkuat untuk mempertahankan tren positif ini.

Rakor yang berlangsung di Kantor BPKAD Kukar, Tenggarong, ini dihadiri oleh berbagai pihak, seperti Forkopimda, camat, TP PKK, hingga organisasi yang terkait dengan upaya percepatan penurunan stunting. Sinergi antar-lembaga menjadi kunci keberhasilan yang selama ini tercapai.

“Jangan lengah. Data yang valid adalah pijakan utama dalam menangani stunting. Penurunan dari 27,1 persen menjadi 17,5 persen adalah capaian yang patut disyukuri, namun ini bukan alasan untuk berpuas diri. Upaya penanganan stunting harus terus diperkuat,” ujar Sunggono, Sabtu (9/11/2024).

Ia juga menekankan pentingnya audit kasus untuk mengidentifikasi kelompok rentan, seperti calon pengantin, ibu hamil, dan balita. Dengan data yang akurat, intervensi dapat dilakukan secara tepat sasaran. Langkah-langkah tindak lanjut hasil audit menjadi prioritas yang harus segera diwujudkan dengan dukungan penuh lintas sektor.

“Saya sangat mengapresiasi rencana tindak lanjut yang telah disusun tim teknis. Pastikan pelaksanaannya berjalan sesuai rencana agar penanganan ini efektif dan dampaknya nyata,” tambahnya.

Selain upaya teknis, Sunggono meminta keterlibatan aktif dari camat, lurah, dan kepala desa untuk mendampingi keluarga berisiko stunting. Program seperti Rembuk Stunting Desa dinilai efektif dalam mendeteksi potensi kasus baru dan memberikan solusi sejak dini.

“Setiap pihak di kabupaten, kecamatan, hingga desa, memiliki peran penting dalam mencegah stunting. Konvergensi lintas sektor diperlukan untuk mewujudkan Kukar bebas stunting,” pungkasnya.

Sekretaris DP2KB Mastukah turut menjelaskan bahwa diseminasi audit kasus stunting bertujuan untuk memahami faktor risiko pada kelompok rentan dan memberikan rekomendasi intervensi. Dalam forum ini, dibahas pula rencana monitoring, evaluasi TPPS, serta langkah-langkah kolaboratif bersama pemerintah desa.

Kukar optimis dapat mempertahankan tren penurunan angka stunting melalui kerja sama yang kuat dan berkelanjutan. Pemerintah daerah berharap pencapaian ini tidak hanya menjaga kesehatan anak-anak Kukar, tetapi juga mencetak generasi masa depan yang berkualitas, bebas stunting, dan siap menjadi pilar pembangunan bangsa.

Penulis : Dion

Baca Juga

Bagikan:

Leave a Comment

Ads - Before Footer