Kabarnews.co, JAKARTA – Menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2025, pemerintah telah menyusun strategi untuk menjaga stabilitas harga pangan utama. Berbagai langkah akan dilakukan guna mengantisipasi lonjakan harga yang kerap terjadi akibat meningkatnya permintaan masyarakat.
Pemerintah akan berkolaborasi dalam mengawasi harga di pasaran serta melakukan operasi pasar jika diperlukan. Deputi Bidang Koordinasi Informasi dan Evaluasi Komunikasi Kantor Komunikasi Kepresidenan, Fritz Edward Siregar, menegaskan bahwa pemerintah berfokus untuk menurunkan harga komoditas pangan utama, khususnya minyak goreng dan gula. Jika terjadi lonjakan harga, maka operasi pasar akan segera dilakukan untuk mengintervensi keadaan.
Hal ini ia sampaikan usai rapat koordinasi terbatas kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pangan yang berlangsung di Kantor Kementerian Pertanian pada Rabu (19/2). Dalam rapat tersebut, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kementerian dan lembaga terkait harus bekerja sama dalam mengawasi harga pangan agar tetap berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Fritz menyampaikan bahwa “Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Kementerian BUMN untuk memastikan harga tetap di bawah HET. Bila ada gejolak, maka kementerian dan BUMN terkait bergerak saling mendukung.”
Sebagai tindak lanjut, pemerintah melibatkan sejumlah BUMN dalam operasi pasar melalui Gerakan Pangan Murah. Fritz menjelaskan bahwa bentuk intervensi yang dilakukan akan disesuaikan dengan bidang masing-masing BUMN.
BUMN juga akan berperan dalam menyediakan outlet atau gerai untuk operasi pasar serta memberikan dukungan dalam distribusi bahan pangan. “Semua harus bergerak, ikut membantu operasi pasar dalam Gerakan Pangan Murah. Semua harus saling mendukung, mengantisipasi ketersediaan bahan pangan di seluruh Indonesia,” lanjutnya.
Di sisi lain, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan sanksi tegas kepada para pengusaha yang tidak mematuhi HET dalam menjual bahan pokok. Perusahaan yang terbukti melanggar dapat disegel dan izinnya dibekukan sebagai tindakan tegas agar masyarakat tidak terbebani selama menjalankan ibadah puasa.
“Jangan sampai semua komoditas bahan pokok ini melebihi HET yang telah ditentukan. Karena itu tolong dari Kasatgas Pangan, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan, agar HET dan operasi pasar ini dikawal dengan baik sebab ini adalah perintah panglima tertinggi Presiden Prabowo Subianto,” ujar Amran.
Pemerintah mencatat bahwa saat ini HET untuk Minyakita ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter, namun harga realisasi di pasaran masih mencapai Rp17.500 per liter. Mentan berharap angka tersebut dapat segera diturunkan guna memastikan masyarakat mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menambahkan bahwa operasi pasar yang dilakukan merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menjamin kebutuhan pangan masyarakat selama Ramadhan.
“Kami dari Kemendag mendukung secara penuh operasi pasar sebagai wujud menurunkan harga dan menstabilkan harga sekaligus merespons keluh kesah para ibu dalam menghadapi Ramadhan dan Lebaran,” ucapnya.
Dengan strategi yang telah disusun, pemerintah berharap harga bahan pokok tetap stabil dan masyarakat dapat menjalani ibadah puasa dengan tenang tanpa kekhawatiran akan lonjakan harga. (*)
Penulis : Rachaddian (dion)