Kabarnews.co, SAMARINDA – Rencana penutupan alur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam I Samarinda oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) telah memicu reaksi dari berbagai pihak, terutama dari kalangan insan maritim. Desakan penutupan ini, yang didasarkan pada alasan keselamatan masyarakat, dibahas dalam pertemuan lintas instansi yang berlangsung di Balikpapan pada Rabu (19/2/2025).
Komisi II DPRD Kaltim menilai penutupan alur pelayaran ini sangat penting, mengingat dua fender atau pengaman alur bawah jembatan telah hancur. Rekomendasi ini menjadi pembahasan serius oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI).
Namun, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Jon Kenedi, menyatakan bahwa seluruh unsur yang hadir berharap tidak ada penutupan alur pelayaran.
“Kalau ditutup akan menimbulkan masalah lain yg lebih berdampak besar. Hal ini akan kami bahas lagi bersama DPRD Kaltim,” ujar Jon Kenedi.
Ia menekankan bahwa kebijakan penutupan dapat berdampak negatif pada perputaran ekonomi masyarakat, terutama di daerah Kalimantan Timur yang sangat bergantung pada aktivitas pelayaran.
Sebagai alternatif, Jon Kenedi mengusulkan beberapa langkah untuk mencegah insiden serupa berulang, seperti menyediakan kapal pandu dengan daya mesin (horse power) lebih besar dan mengeluarkan imbauan kepada seluruh pemilik kapal untuk mengurangi volume muatan.
“Kami berharap, penutupan (alur pelayaran di bawah Jembatan Mahakam) tidak dilakukan. Kami juga akan lakukan investigasi dan verifikasi untuk mencegah kejadian serupa berulang,” tegasnya.
Sebagai informasi, Jembatan Mahakam I Samarinda tertabrak oleh Tongkang Indo Sukses 28 bermuatan kayu yang ditarik TB MTS 28 pada Minggu (16/2/2025). Dengan kejadian ini, maka Jembatan yang dibangun pada 1983 itu telah tertabrak kapal bermuatan sebanyak 22 kali. Jon Kenedi melanjutkan bahwa kasus ini masih berjalan dan pihaknya telah melakukan investigasi secara lisan kepada pandu yang bertugas saat kejadian.
“Kinerjanya akan kita evaluasi,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya akan menginvestigasi perusahaan terkait daya kapak dan volume muatan yang dibawa. “Informasinya segala kerugian akan ditanggung asuransi. Kami tentu berharap masalah ini cepat selesai agar tidak ada kendala berkepanjangan bagi semua pihak,” pungkasnya. (*)
Penulis : Rachaddian (dion)